subhanallah..! bakti seorang anak pada Ibunya

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpPRGgI6BV5FacsbKWivSUj4Tbrh0fnuahxA6fjlok10mfT1teHXPH8MJ4gkqbu4AC4FTmPYu_1SDXo_f6_ahwA1E3E9nnhlt5cr8IEgf_er8IYpmeQQ0LEPQdXb179uGCN8o1DauQDSc/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpPRGgI6BV5FacsbKWivSUj4Tbrh0fnuahxA6fjlok10mfT1teHXPH8MJ4gkqbu4AC4FTmPYu_1SDXo_f6_ahwA1E3E9nnhlt5cr8IEgf_er8IYpmeQQ0LEPQdXb179uGCN8o1DauQDSc/s1600/images.jpg" /></a></div> <br /> <br /> Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya…<br /> Hingga aku tidak dapat menahan diri saat mendengarnya…<br /> Aku pun menangis karena tersentuh kisah tersebut…<br /> <br /> Dokter itu memulai ceritanya dengan mengatakan :“Suatu hari, masuklah seorang wanita lanjut usiake ruang praktek saya di sebuah Rumah Sakit.<br /> <br /> Wanita itu ditemani seorang pemuda yang usianya sekitar 30 tahun. Saya perhatikan pemuda itu memberikan perhatian yang lebih kepada wanita tersebut dengan memegang tangannya, memperbaiki pakaiannya, dan memberikan makanan serta minuman padanya…<br /> <br /> Setelah saya menanyainya seputar masalah kesehatan dan memintanya untuk diperiksa, saya bertanya pada pemuda itu tentang kondisi akalnya, karena saya dapati bahwa perilaku dan jawaban wanita tersebut tidak sesuai dengan pertanyaan yang ku ajukan.<br /> <br /> Pemuda itu menjawab :“Dia ibuku, dan memiliki keterbelakangan mental sejak aku lahir”<br /> <br /> Keingintahuanku mendorongku untuk bertanya lagi : “Siapa yang merawatnya?”Ia menjawab : “Aku”<br /> <br /> Aku bertanya lagi : “Lalu siapa yang memandikan dan mencuci pakaiannya?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Aku suruh ia masuk ke kamar mandi dan membawakan baju untuknya serta menantinya hingga ia selesai. Aku yang melipat dan menyusun bajunya di lemari. Aku masukkanpakaiannya yang kotor ke dalam mesin cuci dan membelikannya pakaian yang dibutuhkannya”<br /> <br /> Aku bertanya : “Mengapa engkau tidak mencarikan untuknya pembantu?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Karena ibuku tidak bisa melakukan apa-apa dan seperti anak kecil, aku khawatir pembantu tidak memperhatikannya dengan baik dan tidak dapat memahaminya, sementara aku sangat paham dengan ibuku”<br /> <br /> Aku terperangah dengan jawabannya dan baktinya yang begitu besar..<br /> <br /> Aku pun bertanya : “Apakah engkau sudah beristri?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Alhamdulillah,aku sudah beristri dan punya beberapa anak”<br /> <br /> Aku berkomentar : “Kalau begitu berarti istrimu juga ikut merawat ibumu?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Istriku membantu semampunya,dia yang memasak dan menyuguhkannya kepada ibuku. Aku telah mendatangkan pembantu untuk istriku agar dapat membantu pekerjaannya. Akan tetapi aku berusaha selalu untuk makan bersama ibuku supaya dapat mengontrol kadar gulanya”<br /> <br /> Aku Tanya : “Memangnya ibumu juga terkena penyakit Gula?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Ya, (tapi tetap saja) Alhamdulillah atas segalanya”<br /> <br /> Aku semakin takjub dengan pemuda ini dan aku berusaha menahan air mataku…<br /> <br /> Aku mencuri pandang pada kuku tangan wanita itu, dan aku dapati kukunya pendek dan bersih.<br /> Aku bertanya lagi : “Siapa yang memotong kuku- kukunya?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Aku. Dokter, ibuku tidak dapat melakukan apa-apa”<br /> <br /> Tiba-tiba sang ibu memandang putranya dan bertanya seperti anak kecil : “Kapan engkau akan membelikan untukku kentang?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Tenanglah ibu, sekarang kita akan pergi ke kedai”<br /> <br /> Ibunya meloncat-loncat karena kegirangan dan berkata : “Sekarang…sekarang!”<br /> <br /> Pemuda itu menoleh kepadaku dan berkata : “Demi Allah, kebahagiaanku melihat ibuku gembira lebih besar dari kebahagiaanku melihatanak-anakku gembira…”<br /> <br /> Aku sangat tersentuh dengan kata-katanya…<br /> <br /> dan aku pun pura-pura melihat ke lembaran data ibunya.Lalu aku bertanya lagi : “Apakah Anda punya saudara?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Aku putranya semata wayang, karena ayahku menceraikannya sebulan setelah pernikahan mereka”<br /> <br /> Aku bertanya : “Jadi Anda dirawat ayah?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Tidak, tapi nenek yang merawatku dan ibuku. Nenek telah meninggal – semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmatinya – saat aku berusia 10 tahun”<br /> <br /> Aku bertanya : “Apakah ibumu merawatmu saat Anda sakit, atau ingatkah Anda bahwa ibu pernah memperhatikan Anda? Atau dia ikut bahagia atas kebahagiaan Anda, atau sedih karena kesedihan Anda?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Dokter…sejak aku lahir ibu tidak mengerti apa-apa…kasihandia…dan aku sudah merawatnya sejak usiaku 10 tahun”<br /> <br /> Aku pun menuliskan resep serta menjelaskannya…<br /> <br /> Ia memegang tangan ibunya dan berkata : “Marikita ke kedai..”<br /> <br /> Ibunya menjawab : “Tidak, aku sekarang mau ke Makkah saja!”<br /> <br /> Aku heran mendengar ucapan ibu tersebut…<br /> <br /> Maka aku bertanya padanya : “Mengapa ibu ingin pergi ke Makkah?”<br /> <br /> Ibu itu menjawab dengan girang : “Agar aku bisa naik pesawat!”<br /> <br /> Aku pun bertanya pada putranya : “<br /> Apakah Anda akan benar-benar membawanya ke Makkah?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Tentu…aku akan mengusahakan berangkat kesana akhir pekan ini”<br /> <br /> Aku katakan pada pemuda itu : “Tidak ada kewajiban umrah bagi ibu Anda…lalu mengapa Anda membawanya ke Makkah?”<br /> <br /> Ia menjawab : “Mungkin saja kebahagiaan yang ia rasakan saat aku membawanya ke Makkah akan membuat pahalaku lebih besar daripada aku pergi umrah tanpa membawanya”.<br /> <br /> Lalu pemuda dan ibunya itu meninggalkan tempat praktekku.<br /> <br /> Aku pun segera meminta pada perawat agar keluar dari ruanganku dengan alasan aku ingin istirahat…<br /> <br /> Padahal sebenarnya aku tidak tahan lagi menahan tangis haru…<br /> <br /> Aku pun menangis sejadi-jadinya menumpahkan seluruh yang ada dalam hatiku…<br /> <br /> Aku berkata dalam diriku :<br /> <br /> “Begitu berbaktinya pemuda itu, padahal ibunya tidak pernah menjadi ibu sepenuhnya…<br /> <br /> Ia hanya mengandung dan melahirkan pemuda itu…<br /> <br /> Ibunya tidak pernah merawatnya…<br /> <br /> Tidak pernah mendekap dan membelainya penuh kasih sayang…<br /> <br /> Tidak pernah menyuapinya ketika masih kecil…<br /> <br /> Tidak pernah begadang malam…<br /> <br /> Tidak pernah mengajarinya…<br /> <br /> Tidak pernah sedih karenanya…<br /> <br /> Tidak pernah menangis untuknya…<br /> <br /> Tidak pernah tertawa melihat kelucuannya…<br /> <br /> Tidak pernah terganggu tidurnya disebabkan khawatir pada putranya…<br /> <br /> Tidak pernah….dan tidak pernah…!<br /> <br /> Walaupun demikian…!!<br /> <br /> pemuda itu berbakti sepenuhnya pada sang ibu”.<br /> <br /> Bagaimana dengan kita ???

Khazanah Islam subhanallah..! bakti seorang anak pada Ibunya

Salah seorang dokter bercerita tentang kisah sangat menyentuh yang pernah dialaminya… Hingga aku tidak dapat menahan diri saat mendengarnya… Aku pun menangis karena tersentuh kisah tersebut… Dokter itu memulai ceritanya dengan mengatakan :“Suatu har…

Read more »

Hikmah menyembelih binatang dengan menyebut Asma Allah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> </div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9eIuyKn1mO0uTBPh2mATJ6UjJ6_SZsCOU14USYyHylIcEMzbAs-YLI3Y-Fsc_PuVaTGt13OdBHUmeAA_Xh1NEBhK2Um8oyQdRss-7h5GxnM1RF1thneSvQ3TBVLPUYc2_HTYkYRWV0cE/s1600/kambing_sembelih.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9eIuyKn1mO0uTBPh2mATJ6UjJ6_SZsCOU14USYyHylIcEMzbAs-YLI3Y-Fsc_PuVaTGt13OdBHUmeAA_Xh1NEBhK2Um8oyQdRss-7h5GxnM1RF1thneSvQ3TBVLPUYc2_HTYkYRWV0cE/s320/kambing_sembelih.jpg" width="320" /></a></div> <div dir="ltr" style="text-align: center;"> <br /></div> <div dir="ltr"> Dalam penelitian laboratorium oleh 20 ahli kedokteran hewan, farmasi dan sains di Universitas Suriah telah membuktikan bahwa menyembelih hewan dengan menyebut asma Allah SWT yaitu dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohiim dan Allahuakbar saat menyembelihnya maka dapat menstrerilisasi total terhadap tubuh dan membersihkan hewan sembelihan tadi dari darah dan kuman. </div> <div dir="ltr"> Juru bicara tim tersebut yaitu Dr. Khalid Halawah mengatakan bahwa eksperimen laboratorium yang dilakukan selama 3 tahun dengan mengamati jaringan danging sembelihan dengan menggunakan mikroskup, didapatkan perbedaan bahwa menyembelih hewan tanpa menyebut nama Allah SWT. Dan takbir ternyata menahan sisa darah segar dan menjadi koloni sejumlah kuman seperti staphylococcus, streptococcus dan kuman usus besar dan lain sebagainya. </div> <div dir="ltr"> Sedangkan daging hasil sembelihan hewan dengan cara menyebut asma Allah SWT saat menyembelih, yaitu dengan mengucapkan<br /> BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM dan<br /> ALLAHUAKBAR berada dalam keadaan bersih dan steril dari kuman-kuman.</div> <div dir="ltr"> Profesor Fu’ad Ni’mah guru besar pada Fakultas ilmu kedokteran hewan di Universitas Damaskus menjelaskan bahwa hewan yang disembelih dengan mengucapkan nama Allah SWT. Terlihat organ dan otot sangat rapat, kerapatan ini yang bertanggung jawab atas pemerasan darah pada daging keluar dengan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu daging tersebut menjadi bersih dan murni.</div> <div dir="ltr"> Sementara hal ini tidak terjadi pada daging hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah SWT. Dr. Nabil Al-Syarif mantan dekan Fakultas Farmasi Universitas Damaskus menjelaskan langkah metodologis penelitiaan sampai mendapatkan hasil dan kesimpulan yang luar biasa ini.</div> <div dir="ltr"> Dari penjelasan singkat ini , terlihat dengan jelas mengapa Al-Qur’an melarang manusia memakan bangkai dan hewan sembelihah tanpa menyebut nama Allah SWT. Bangkai merupakan hewan yang mati bukan karena sembelihan, naaah karena tanpa penyembelihan maka darah hewan tersebut masih tertahan didalam tubuhnya. </div> <div dir="ltr"> Padahal kita tahu bahwa darah adalah pembawa berbagai kotoran tubuh seperti karbon dioksida, urine, asam boraks, kuman tubuh dan parasitnya dan ampas pengolahan makanan pada hewan yang berpindah melalui pembuluh darah atau urat nadi, sedangkan ampas ini pada umumnya adalah zat yang cepat membusuk dan hancur bila tertahan dalam tubuh mayat hewan, dengan demikian daging akan cepat rusak dan hancur. </div> <div dir="ltr"> Sehingga dengan memakan bangkai (hewan tanpa sembelihan) bisa menimbulkan penyakit organis atau virus yang merusak dan menyebabkan kepikunan. Disamping itu kita juga dilarang memakan darah dan daging babi.</div> <div dir="ltr"> Dengan fakta ilmiah ini membuktikan bahwa Al-Quran adalah Firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Akhirul Zaman Muhammad SAW. Dan merupakan petunjuk bagi manusia yang mau memikirkannya.</div> <div dir="ltr"> Allah SWT telah mengingatkan kepada kita dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 115 yang artinya :<br /> <i>“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang</i><i>".</i></div>

Sains Hikmah menyembelih binatang dengan menyebut Asma Allah

Dalam penelitian laboratorium oleh 20 ahli kedokteran hewan, farmasi dan sains di Universitas Suriah telah membuktikan bahwa menyembelih hewan dengan menyebut asma Allah SWT yaitu dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohiim dan Allahuakbar saat men…

Read more »