مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.  Sesungguhnya  yang demikian  itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al Hadiid:22)


Jika memang sudah kehendak Allah SWT, kita bisa apa? Yang terjadi, ya terjadilah. Kita tidak bisa menghindar dari berbagai bencana yang sudah direncanakan  Allah  SWT,  kita  tidak  bisa  lari  dari  ketentuan-Nya,  kita  tidak melawan-Nya, maka satu-satunya yang bisa kita lakukan ialah menerimanya.


Tunggu, yang dimaksud menerima bukanlah dalam makna nrima, tetapi kita harus menyadari dan meyakini bahwa semua itu adalah kehendak Allah SWT. Dia-lah yang Maha Berkuasa menetapkan apapun yang terjadi pada kita. Menerima artinya kita mengembalikan semuanya kepada Allah SWT, sebab semuanya datang dari Allah, maka kita kembalikan kepada-Nya.


Jika kita sudah beriman akan ketentuan Allah, maka kita tidak lagi perlu larut dalam  kesedihan penyelasalan,   dan   kebencian   akan  masalah,   kesulitan, musibah,  dakegagalan  yang  menimpa  kita.  Kita  akan  tenang  menghadapi usaha dan upaya kita, karena jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, itu adalah sudah bagian dari ketentuan Allah SWT.


Jika hal ini sudah tertanam dalam jiwa, maka tidak ada lagi gundah, tegang, resah, dan cemas di dalam hati kita. Kita akan menjalani hidup dengan penuh optimis dan semangat, karena apa lagi yang harus kita cemaskan. Semuanya sudah tertulis di Lauh Mahfudzh. Saat kesulitan menerpa, serahkan saja kepada Allah SWT...

sumber : http://www.motivasi-islami.com
 
Top